Sabtu, 05 Oktober 2013

Sekilas Tentang Angsa

Angsa merupakan salah satu jenis unggas yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki efisiensi pakan yang tinggi dengan konversi pakan yang rendah, serta memiliki daya tahan terhadap penyakit yang tinggi dibandingkan dengan jenis unggas yang lainnya. Selain memiliki kelebihan yang telah dijelaskan di atas, angsa pun memiliki kelemahan yaitu 1) siklus reproduksi yang lambat, 2) reproduksi tergantung pada musim, serta 3) perilaku kawin secara monogami (Yuwanta, 1999). Meskipun angsa termasuk kedalam kelompok unggas, namun perilaku makannya lebih mirip ruminansia daripada unggas. Paruh dan lidahnya memudahkannya untuk merumput (Nowland dan Bolla, 2005). Buckland dan Guy (1999) menjelaskan bahwa angsa termasuk unggas yang memiliki intelegensia yang cukup tinggi. Angsa dikenal memiliki daya ingat yang baik dan tidak akan lupa pada seseorang, hewan atau situasi tertentu sehingga sangat baik dijadikan sebagai hewan penjaga. Angsa dapat hidup dengan harmonis dan tidak memiliki sifat kanibalisme. Angsa dapat kembali ke rumah walaupun pergi sejauh 5 km atau lebih. Angsa dapat hidup pada berbagai kondisi lingkungan, mulai dari yang panas sampai yang dingin. Hanya saja ketika angsa baru dilahirkan sampai umur 1 minggu angsa harus dijaga dari suhu udara yang dingin. Angsa yang belum didomestikasi hidup hanya dengan satu pasangan tetapi angsa yang telah didomestikasi dapat dipasangkan dengan 4-5 ekor betina.

Bangsa angsa yang telah dibudidayakan adalah chinese geese. Chinese geese merupakan salah satu bangsa angsa yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan Indonesia (Yuwanta, 1999). Chinese geese berasal dari daerah sekitar Cina, Siberia dan India. Angsa ini dikembangkan dari swan goose (Bartlett, 1995).
Angsa jenis ini merupakan angsa jenis sedang berwarna terang, dengan berat antara 8-12lbs (4-6 kg), serta dapat dijadikan sebagai penghasil telur yang baik (Ashton and Ashton, 2005).
Buckland dan Guy (1999) menjelaskan bahwa ada dua varietas angsa chinese, yaitu white chinese geese dan brown chinese geese, namun white chinese geese yang lebih popular. White chinese geese memiliki shank, paruh dan knob yang berwarna orange sedangkan brown chinese geese memiliki shank orange namun paruh dan knobnya berwarna hitam atau hijau sangat tua. Knob dapat dijadikan sebagai identifikasi jenis kelamin ketika usia 6-8 minggu, dan tidak mungkin sebelum itu. Knob pada jantan lebih besar daripada knob pada betina. Chinese geese memiliki bobot yang relatif lebih kecil apabila dibandingkan dengan angsa bangsa lain. Angsa chinese memiliki produksi telur yang tinggi, yaitu mencapai 100 butir telur selama 5 minggu masa bertelur sedangkan bangsa angsa yang lain produksinya hanya mencapai 40-60 butir telur. Telur angsa chinese memiliki bobot yang ringan apabila dibandingkan dengan bangsa angsa yang lain. Bobot telur angsa chinese rata-rata 120 g/butir sedangkan bangsa angsa yang lain bobot telurnya dapat mencapai 140-210 g/butir.

Pemeliharaan Angsa

Langkah awal yang diperlukan dalam pemeliharan angsa adalah pemilihan bibit angsa. Memilih bibit tergantung dari tujuan pemeliharaannya, bila untuk sekedar hobi maka akan banyak pilihan karena sifatnya kesukaan pribadi. Untuk keperluan produksi daging atau telur, pilihan menjadi lebih terbatas karena harus memperhitungkan faktor ekonomis yaitu ongkos produksi yang harus lebih rendah dari harga jual.
Buckland dan Guy (1999) menyatakan bahwa keberhasilan dalam memelihara angsa adalah tergantung pada pemeliharaan periode brooding.
Pengaturan suhu adalah salah satu yang dibutuhkan dan pada angsa pengaturan suhu ini dibutuhkan sampai tiga minggu setelah lahir. Sedapat mungkin dalam pemanasan tidak terjadi perubahan suhu yang besar dan tiba-tiba. Oleh sebab itu disarankan suhu pemanas harus stabil dan menyala selama 24 jam. Sesaat setelah lahir suhu yang baik untuk anak angsa adalah 36-37°C dan dapat diturunkan menjadi 32-33°C pada akhir minggu pertama, serta sampai 23-25°C pada minggu kedua. Setelah memasuki minggu ketiga tidak ada suhu yang disarankan, namun batasan suhu yang diijinkan adalah diatas 20°C karena pertumbuhan bulu akan sempurna pada umur lima minggu.
Jenis pakan yang digunakan untuk anak angsa biasanya memiliki perbandingan yang hampir sama dengan bebek, tapi karena angsa menunjukan pertambahan bobot badan yang cepat selama empat minggu pertama, maka memerlukan pakan dengan kandungan protein yang lebih tinggi (Nowland dan Bolla, 2005). Pada periode starter secara normal angsa membutuhkan protein kasar antara 16-18 % dan energi metabolis antara 2.600-2.900 kkal ME/kg. Angsa pada periode ini akan mengkonsumsi sebanyak 7-8 liter. Ruang untuk tempat pakan dan tempat minum yang dibutuhkan pada periode ini adalah 1,5 cm dan 2 cm setiap satu angsa
(Buckland dan Guy, 1999). Angsa varietas besar dapat mencapai pertambahan bobot badan 85-100 g per hari (Nowland dan Bolla, 2005). Pakan angsa 80% berasal dari rumput, sehingga suatu usaha peternakan angsa akan sangat membutuhkan padang rumput (Bartlett, 1995).
Secara naluriah, angsa tergolong binatang yang tidak suka di kandangkan, biasanya mereka berkeliaran di halaman rumah. Kandang diperlukan sebagai tempat berteduh dari hujan lebat dan angin kencang, disamping sebagai tempat tidurnya.
Ukuran kandang yang dianggap memadai untuk tiap ekor angsa adalah 1x1 meter persegi ditambah 3x1 meter persegi sebagai pekarangannya. Atap kandang diusahakan tidak bocor agar waktu hujan kandang tetap kering. Makanan sebaiknya diberikan dalam baskom atau wadah plastik yang terbuka yang disimpan di dalam kandang. Air minumannya diusahakan berada di luar kandang untuk menjaga agar kandang tetap kering. Angsa sering dianggap tidak bisa dipisahkan dengan air (kolam). Sebenarnya tidak demikian, angsa dapat menjadi ternak peliharaan yang baik dipekarangan rumah.

Pertumbuhan Angsa

Pertumbuhan terjadi melalui dua fase besar yaitu prenatal dan postnatal. Prenatal merupakan proses pembentukan organ-organ tubuh, sedangkan postnatal merupakan proses peningkatan ukuran dan sistem dari kematangan tubuh dan perkembangannya (Herren, 2000). Fuller (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan jaringan dimulai dari pertumbuhan tulang, otot dan terakhir lemak.

Pertumbuhan pada ternak berlangsung cepat sejak lahir sampai mencapai dewasa tubuh, yang mana tulang dan jaringan otot tumbuh secara teratur. Setelah ternak mencapai dewasa kelamin, pertumbuhan tetap berlanjut meskipun kecepatan pertumbuhan lebih lambat. Pertumbuhan otot dan tulang akan berhenti saat dewasa tubuh. Dewasa tubuh merupakan fase yang menunjukan bahwa ternak telah mencapai rataan pertumbuhan dan efisinsi pakan terbesar (Herren, 2000). Lawrie (2002) menyatakan bahwa proporsi tulang akan semakin menurun ketika umur hewan semakin tua.
Fase pertumbuhan dibagi kedalam dua fase, fase pertama adalah fase yang memiliki karakteristik pertumbuhan yang pesat yaitu umur satu hari sampai empat minggu. Fase kedua adalah fase antara umur lima sampai delapan minggu dengan pertumbuhan yang lebih lambat daripada fase pertama (Labatut, 1999). Periode stater angsa akan berakhir pada umur empat minggu dan akan memasuki periode grower sampai umur 36 minggu (Yuwanta, 1999). Bobot badan angsa akan meningkat mencapai 50% sampai umur dua bulan (Nowland dan Bolla, 2005). Buckland dan Guy (1999) menjelaskan bahwa angsa akan mencapai bobot badan 1,68 kg, 4,20 kg, 5,74 kg dan 7,1 kg pada saat umur 3, 6, 9 dan 12 minggu. Angsa umur 12-14 minggu mempunyai bulu-bulu pendek yang banyak dan sulit untuk dicabut dan dibersihkan.
Setelah melewati umur 14 minggu bulunya akan semakin membaik dan sempurna (Dinas Peternakan Jawa Timur, 2006). Pernyataan ini bertentangan dengan pendapat Yuwanta (1999) yang menyatakan bahwa angsa akan memiliki bulu dengan kualitas yang baik pada umur 100-110 hari dan beberapa varietas lain dapat dicapai pada umur 50 hari. Berbeda pula dengan pendapat Buckland dan Guy (1999), menurutnya bulu angsa akan sempurna pada umur lima minggu.

Kandungan Nutrisi Daging Angsa dan Daging Ayam

Daging angsa berwarna lebih gelap diseluruh tubuhnya dan memiliki aroma yang lebih menyengat dibandingkan dengan kalkun. Lemak daging angsa memiliki rasa yang lebih gurih dan lebih padat (Berberoglu, 2004). Angsa biasanya dijual saat liburan musim panas. Angsa muda (disebut juga green geese) dipasarkan saat mencapai berat 5-6 kg dan berumur 10-13 minggu. Bila pemeliharaan lebih dari 13 minggu, bulu halus akan tumbuh sehingga menyulitkan dalam pemrosesan, selain itu pertumbuhan bobot badan angsa setelah umur 13 minggu akan lebih lambat (Nowland and Bolla, 2005).
Rosinski (1999) menjelaskan bahwa persentase karkas angsa umur 8 dan 12 minggu adalah 56,7% dan 61,4%. Angsa memiliki kandungan asam lemak jenuh 50,4% dan asam lemak tak jenuh 49,6% (Yuwanta, 1999). Kandungan nutrisi daging angsa apabila dibandingkan dengan daging ayam disajikan pada Tabel.
                               
Tabel Kandungan Nutrisi Daging Angsa dan Ayam
 

Ternak angsa telah popular khususnya di Eropa bagian barat, namun baru mencapai 4-7% dari total produksi unggas. Penghasil angsa terbanyak di Eropa bagian barat adalah Honggaria, Polandia dan Romania. Angsa juga diproduksi di Republik Ceko dan Slovakia. Angsa dapat digunakan untuk menghasilkan daging, bulu, atau untuk menghasilkan minyak hati tergantung pada negara dan sistem produksinya (Buckland dan Guy, 1999).