Angsa merupakan salah satu jenis
unggas yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah
pertumbuhannya cepat, memiliki efisiensi pakan yang tinggi dengan
konversi pakan yang rendah, serta memiliki daya tahan terhadap penyakit
yang tinggi dibandingkan dengan jenis unggas yang lainnya. Selain
memiliki kelebihan yang telah dijelaskan di atas, angsa pun memiliki
kelemahan yaitu 1) siklus reproduksi yang lambat, 2) reproduksi
tergantung pada musim, serta 3) perilaku kawin secara monogami (Yuwanta,
1999). Meskipun angsa termasuk kedalam kelompok unggas, namun perilaku
makannya lebih mirip ruminansia daripada unggas. Paruh dan lidahnya
memudahkannya untuk merumput (Nowland dan Bolla, 2005). Buckland dan Guy
(1999) menjelaskan bahwa angsa termasuk unggas yang memiliki
intelegensia yang cukup tinggi. Angsa dikenal memiliki daya ingat yang
baik dan tidak akan lupa pada seseorang, hewan atau situasi tertentu
sehingga sangat baik dijadikan sebagai hewan penjaga. Angsa dapat hidup
dengan harmonis dan tidak memiliki sifat kanibalisme. Angsa dapat
kembali ke rumah walaupun pergi sejauh 5 km atau lebih. Angsa dapat
hidup pada berbagai kondisi lingkungan, mulai dari yang panas sampai
yang dingin. Hanya saja ketika angsa baru dilahirkan sampai umur 1
minggu angsa harus dijaga dari suhu udara yang dingin. Angsa yang belum
didomestikasi hidup hanya dengan satu pasangan tetapi angsa yang telah
didomestikasi dapat dipasangkan dengan 4-5 ekor betina.
Bangsa
angsa yang telah dibudidayakan adalah chinese geese. Chinese geese
merupakan salah satu bangsa angsa yang dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan Indonesia (Yuwanta, 1999). Chinese geese berasal dari daerah
sekitar Cina, Siberia dan India. Angsa ini dikembangkan dari swan goose
(Bartlett, 1995).
Angsa jenis ini merupakan angsa jenis sedang berwarna terang, dengan berat antara 8-12lbs (4-6 kg), serta dapat dijadikan sebagai penghasil telur yang baik (Ashton and Ashton, 2005).
Buckland dan Guy (1999) menjelaskan bahwa ada dua varietas angsa chinese, yaitu white chinese geese dan brown chinese geese, namun white chinese geese yang lebih popular. White chinese geese memiliki shank, paruh dan knob yang berwarna orange sedangkan brown chinese geese memiliki shank orange namun paruh dan knobnya berwarna hitam atau hijau sangat tua. Knob dapat dijadikan sebagai identifikasi jenis kelamin ketika usia 6-8 minggu, dan tidak mungkin sebelum itu. Knob pada jantan lebih besar daripada knob pada betina. Chinese geese memiliki bobot yang relatif lebih kecil apabila dibandingkan dengan angsa bangsa lain. Angsa chinese memiliki produksi telur yang tinggi, yaitu mencapai 100 butir telur selama 5 minggu masa bertelur sedangkan bangsa angsa yang lain produksinya hanya mencapai 40-60 butir telur. Telur angsa chinese memiliki bobot yang ringan apabila dibandingkan dengan bangsa angsa yang lain. Bobot telur angsa chinese rata-rata 120 g/butir sedangkan bangsa angsa yang lain bobot telurnya dapat mencapai 140-210 g/butir.
Angsa jenis ini merupakan angsa jenis sedang berwarna terang, dengan berat antara 8-12lbs (4-6 kg), serta dapat dijadikan sebagai penghasil telur yang baik (Ashton and Ashton, 2005).
Buckland dan Guy (1999) menjelaskan bahwa ada dua varietas angsa chinese, yaitu white chinese geese dan brown chinese geese, namun white chinese geese yang lebih popular. White chinese geese memiliki shank, paruh dan knob yang berwarna orange sedangkan brown chinese geese memiliki shank orange namun paruh dan knobnya berwarna hitam atau hijau sangat tua. Knob dapat dijadikan sebagai identifikasi jenis kelamin ketika usia 6-8 minggu, dan tidak mungkin sebelum itu. Knob pada jantan lebih besar daripada knob pada betina. Chinese geese memiliki bobot yang relatif lebih kecil apabila dibandingkan dengan angsa bangsa lain. Angsa chinese memiliki produksi telur yang tinggi, yaitu mencapai 100 butir telur selama 5 minggu masa bertelur sedangkan bangsa angsa yang lain produksinya hanya mencapai 40-60 butir telur. Telur angsa chinese memiliki bobot yang ringan apabila dibandingkan dengan bangsa angsa yang lain. Bobot telur angsa chinese rata-rata 120 g/butir sedangkan bangsa angsa yang lain bobot telurnya dapat mencapai 140-210 g/butir.